Manis-Asamnya Kehidupan, Fruits – Kim Euy-jung

Awal ketertarikan penulis terhadap komik Korea atau manhwa bermula dari karya berjudul “Song.” Setelah cukup lama, penulis kembali membeli manhwa berjudul “Ge-Ddong,” kemudian dilanjutkan dengan komik “Fruits” karya Kim Euy-jung.

Selain memiliki kualitas gambar atau art yang menarik, manhwa yang terdiri dari tiga buku ini menawarkan alur cerita yang unik. Seri ini tidak hanya berfokus pada satu tokoh beserta permasalahan hidupnya, seperti yang umum ditemukan pada banyak komik lain.

Kim Euy-jung menyajikan kisah dari berbagai sudut pandang kehidupan—mulai dari remaja berusia 15 tahun, mahasiswa, pekerja kantoran, hingga kakek-nenek. Cerita-cerita tersebut dikemas dengan latar tempat dan perspektif yang beragam, menjadikannya kaya dan menyenangkan untuk diikuti.

Sebagai contoh, terdapat kisah tentang kasih seorang ayah kepada putrinya, juga cerita tentang seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal. Ada pula cerita tentang perempuan lajang, hingga romansa yang cenderung rumit. Lengkap dan variatif. Satu hal yang menjadi benang merah dari keseluruhan seri ini adalah simbol buah-buahan—fruits—yang hadir sebagai pengikat tema.

Komik ini juga dilengkapi dengan bonus cerita mengenai proses kreatif sang komikus saat mengerjakan karyanya. Bagian tambahan ini terasa cukup menghibur dan menarik untuk dibaca. Menurut penulis, komik ini layak dibaca oleh pembaca remaja hingga dewasa.

Dari rangkaian cerita di dalamnya, penulis menemukan beberapa pelajaran hidup. Pertama, hidup tidak selalu berjalan sesuai harapan; oleh karena itu, jangan mudah menyerah. Kedua, kebaikan yang dilakukan dengan tulus pada akhirnya akan berbuah balasan, karena ada kuasa yang lebih besar yang melihat tindakan kita.

Ketiga, penulis belajar banyak tentang arti kasih sayang dan cinta—mulai dari pasangan yang telah lama menikah, kakek yang tetap setia merawat pasangannya yang sakit, hingga kisah keluarga yang mengutamakan kepedulian walaupun harus mengorbankan hal lain. Semuanya menggambarkan ketulusan serta kesetiaan yang menyentuh.

Terakhir, komik ini mengingatkan untuk tidak hidup dengan topeng. Lebih baik menjadi diri sendiri dengan jujur. Mengutip sebuah kalimat yang relevan: “Lebih baik dibenci karena menjadi diri sendiri daripada disukai karena menjadi orang lain.”

Terima kasih telah membaca! ^^