Lanjut dengan pembahasannya, di bagian kedua ini saya mau membagikan apa saja sih ciri-ciri Toxic Positivity supaya kita bisa mendeteksinya.
“Toxic positivity umumnya muncul melalui ucapan. Orang yang memiliki pemikiran yang demikian mungkin bisa sering melontarkan petuah yang terkesan positif, tapi sebenarnya merasakan emosi yang negatif.” – Alodokter.com
Berikut beberapa hal yang menandakan seseorang sedang terjebak di dalam toxic positivity, menurut Alodokter.com :
Menyembunyikan perasaan yang sebenarnya sedang dirasakan. Terkesan menghindari atau membiarkan masalah. Merasa bersalah ketika merasakan atau mengungkapkan emosi negatif. Mencoba memberikan semangat kepada orang lain, tapi sering disertai dengan penyataan yang seolah meremehkan, misalnya mengucapkan kalimat “jangan menyerah, begitu saja kok tidak bisa”. Sering mengucapkan kalimat yang membandingkan diri dengan orang lain, contohnya, “kamu lebih beruntung, masih banyak orang yang lebih menderita dari kamu”. Melontarkan kalimat yang menyalahkan orang yang tertimpa masalah, misalnya ‘Coba, deh, lihat sisi positifnya. Lagi pula, ini salahmu juga, kan?”
Senada dengan Alodokter.com, Hallosehat.com pun menyatakan jika ucapan positif ini menjadi tandanya.
“Jika emosi sebenarnya ditutupi dan merasa “baik-baik saja” karena berpegang teguh dengan petuah yang kesannya positif, ini akan membuatnya menghindari situasi yang membuatnya tidak nyaman. Seseorang yang termakan dengan petuah yang kesannya positif ini memang tidak kentara. Akan tetapi, Anda bisa mengenali tanda-tandanya lewat beberapa hal berikut ini:
“Lebih memilih untuk menghindari atau membiarkan masalah ketimbang menghadapinya dan mencari solusinya. Saat menghadapi masalah, Anda mulai menyalahkan diri sendiri, marah atau kecewa pada diri sendiri. Coba menyembunyikan perasaan atau emosi yang sebenarnya dirasakan, dan merasa Anda “baik-baik saja”. Anda mungkin merendahkan orang lain yang tidak memiliki pemikiran positif ketika menghadapi masalah.” – Hallosehat.com
Kalau dilihat dari tanda-tanda ini saya mengalami saat saya menyalahkan diri sendiri atas situasi. Misalnya ketika saya tidak berkontibusi penuh maka saya menyalahkan diri sendiri.
Saya sampai masuk rumah sakit dua kali karena memaksakan diri mengikuti dan berkontribusi pada kegiatan yang ada. Saya juga menyembunyikan diri dengan merasa bahwa semua baik-baik saja.
Saya pun sering membandingkan dan menganggap orang lain lebih rendah dari saya. Saya sering meghakimi orang lain yang bebeda juga sih. Padahal dunia ini luas dan semua orang dan permasalahan itu berbeda-beda. Yang menurut kita baik, belum tentu bagi orang lain baik karena keberagaman sifat manusia dalam menghadapi masalah.
So, kalau kalian berada dalam situasi ini, jika butuh penanganan lebih lanjut dapat mengunjungi psikiater ya !
Thanks for reading !! ^^

