Bagian terahir dari toxic positivity ini saya mau membahas gimana cara untuk menghindari dan mengatasinya.
Berikut cara untuk menghindari Toxic Positivity menurut Alodokter.com dan dampak buruknya, serta tidak menjadi sumber toxic positivity bagi orang lain, kamu bisa mencoba beberapa tips berikut :
Rasakan dan kelola emosi negatif : emosi negatif yang sedang dirasakan bukanlah hal yang perlu disimpan atau disangkal. Perasaan dan emosi, baik yang negatif maupun positif, merupakan hal yang normal dirasakan oleh seseorang.
Coba berusaha untuk memahami, bukan menghakimi : Perasaan negatif yang kamu atau orang lain rasakan bisa muncul karena berbagai pencetus, mulai dari stres karena pekerjaan, masalah keluarga atau finansial, hingga gejala gangguan mental tertentu, seperti gangguan mood.
Hindari membanding-bandingkan masalah : Setiap orang memiliki tantangan dan masalahnya masing-masing. Apa yang kamu anggap mudah dan sulit itu tentunya berbeda dengan orang lain. Bisa saja kamu merasa hal tersebut mudah padahal bagi orang lain itu sangat sulit, begitu pun sebaliknya.
Mengurangi penggunaan media sosial : Karena media sosial dapat memicu atau memperparah toxic positivity, alangkah baiknya kamu coba kurangi penggunaannya. Kelola juga akun sosial mediamu, singkirkan orang-orang yang selalu membuat postingan kurang bermanfaat atau dapat memprovokasi emosimu.
Berikutnya cara menghindari Toxic Positivity oleh Hallosehat.com :
Kelola emosi negatif Anda, yakni jangan menyangkalnya tapi jangan sampai lepas kendali. Pasalnya, emosi negatif dapat menyebabkan stres jika dikendalikan. Akan tetapi, emosi tersebut juga dapat memberikan informasi penting yang dapat membawa perubahan yang bermanfaat dalam hidup Anda.
Bersikap realistis tentang apa yang seharusnya Anda rasakan. Saat Anda menghadapi situasi yang membuat Anda tertekan, wajar jika Anda merasa stres, khawatir, atau bahkan takut. Namun, jangan tenggelam pada situasi tersebut. Anda harus bangkit untuk mencari keluar dari kondisi tersebut.
Alih-alih menghindari emosi yang sulit, biarkan diri Anda merasakannya. Mengekspresikan emosi ini akan jauh lebih baik ketimbang menghindarinya. Anda boleh menangis, jika memang perlu menuangkan rasa sedih dan kecewa. Namun, setelahnya cobalah untuk menyingkirkan emosi tersebut secara pelan-pelan.
Saat Anda mengalami kesulitan dalam hidup, ekspresikan emosi Anda dengan cara yang produktif, contoh menulis jurnal. Penelitian menunjukkan bahwa mengungkapkan apa yang Anda rasakan ke dalam kata-kata dapat membantu menurunkan intensitas perasaan negatif yang muncul.
“Anda tak sadar bahwa apa yang kita utarakan menjadi toxic positivity bagi mereka. Ketika ada kawan yang bercerita mengenai persoalan yang dihadapinya, cobalah bayangkan Anda berada pada posisinya. Berempati padanya adalah cara yang dapat membuat ia merasa lebih dimengerti. Anda bisa menyampaikan empati terhadap perasaan mereka atas apa yang mereka alami. Sebagai contoh, dalam kasus teman yang dikeluarkan dalam pekerjaan. “Aku turut sedih kamu dikeluarkan dari kantor. Wajar, kamu merasa kecewa atau marah dalam kondisi sekarang ini.”” – Hallosehat.com
Jadi ini beberapa tips agar menghindari toxic positivity juga tidak menjadikan diri kita sendiri sebagai sumber toxic positivity.
So, kalau kalian berada dalam situasi ini, jika butuh penanganan lebih lanjut dapat mengunjungi psikiater ya !
Thanks for reading !! ^^

