“Sebab ketika Aku lapar kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku didalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Dan Raja itu menjawab mereka : Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.“
Ayat Alkitab dari Matius 25 : 35 – 36 , 40 ini menjadi dasar terbentuknya pelayanan penjara dan rutan yang dilakukan oleh Rise and Shine Ministry. Rise And Shine Ministry merupakan Ministry yang melayani Pelayanan di Lembaga Pemasyarakatan dan Rutan Indonesia serta melayani Panti Jompo, dan Panti Asuhan. Bukan hanya di dalam lembaga pemasyarakatan sendiri saja, Rise and Shine Ministry juga ikut menolong warga binaannya yang sudah keluar dari penjara.
“Rise And Shine berdiri dengan satu motivasi bahwa disaat para Warga Binaan Pemasyarakatan yang sudah keluar atau selesai menjalankan pembinaan di Lapas dan Rutan yang belum memiliki pekerjaan, mereka masih memerlukan bimbingan kerohanian berkelanjutan. Rise And Shine, juga melakukan pembimbingan kemitraan dengan mantan Warga Binaan melalui pembuatan produk dan jasa, agar mantan warga binaan pemasyarakatan dapat menghidupi keluarganya.” Hal ini dijelaskan dalam profil tentang Rise and Shine Ministry yang di publikasikan.
Pada tanggal 2 dan 3 Mei lalu kami mengikuti kegiatan Rise and Shine Ministry yang melayani ke dalam lapas Nusakambangan. Dalam perjalanan ini, ada sekitar tujuh orang dari team yang melayani. Kami berangkat ke nusakambangan setelah sebelumnya menginap di Cilacap. Dalam kegiatan dua hari ini team Rise and Shine Ministry (RSM) akan melayani di tiga lapas yaitu lapas Besi kelas IIA pada tanggal 2, lapas pasir putih dan lapas kelas IIA permisan pada tanggal 3 esoknya.
Dalam kegiatan ini, team RSM melayani di dalam gereja yang berada di dalam lapas. Kami measuki lapas dengan diantarkan oleh pekerja di Nusakambangan. Sesampainya di sana kami harus melalui pemeriksaan dari mulai pemeriksaan badan juga pemeriksaan barang-barang bawaan yang akan diberikan kepada nara pidana di dalam lapas.
RSM memberikan makanan dan juga bingkisan alat-alat mandi kepada nara pidana di dalam lapas. Di dalam lapas, team RSM melaksanakan ibadah yang tidak jauh berbeda dengan ibadah pada umumnya di gereja-gereja. Saat memasuki gereja, team disambut oleh beberapa warga binaan yang sudah menunggu dan duduk di dalam gereja. Team lalu melakukan persiapan dari mulai cek alat musik, walau dalam gereja ini hanya terdapat alat musik piano saja namun hal ini tidak menghalangi adanya hadirat Tuhan dalam ibadah yang ada.
Setelah melakukan doa persiapan ibadah di mulai dengan antusias dari warga binaan dan juga team RSM. Walau jemaat yang hadir tidak sebanyak ibadah di gereja-gereja di luar lapas pada umumnya namun hadirat Tuhan tetap terasa dalam ibadah ini. Di lapas Besi, ketua RSM Cirebon, Ev. Endah Setyowati memimpin khotbah tentang bagaimana kita harus bersukacita di dalam penderitaan kita dalam Kristus.
Dalam ibadah juga terdapat panggilan “altar call”, terlihat semua jemaat maju ke depan dan didoakan oleh Pdt. John J. Manoppo, M.Div yang juga merupakan ketua dan perintis dari RSM. Terlihat juga kedekatan team RSM dengan warga binaan di Nusakambangan, Pdt. John terlihat akrab dan mengenal warga binaan dan mengobnrol dengan santai dengan mereka. Hal ini dikarenakan RSM sudah sering mengunjungi lapas di Nusakambangan.
RSM memiliki visi yaitu “Ministry yang Oikoumenis dan Misioner yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama” dan misinya “Menyiapkan Warga Binaan Pemasyarakatan dan mantan Warga Binaan menjadi murid untuk melayani dan diutus dalam Perkabaran Injil.” Hal ini sesuai dengan tugas dan tanggung jawab gereja sebagai Tubuh Kristus dan Yesus adalah kepalanya, yaitu untuk menyampaikan kabar sukacita dan memanggil yang jatuh dalam dosa untuk menyadari dan mengakui segala pelanggaran yang telah diperbuatnya melalui proses pertobatan.
Dalam pelayanan RSM Sejauh ini Pdt. John juga menceritakan salah satu pengalaman seorang warga binaan yang berubah hidupnya di dalam lapas yang bernama Gopal. Saat ini Gopal sudah dibebaskan dan pulang ke negaranya yaitu Napal dan menjadi misionaris. Salah satu warga binaan yang bertobat lainnya ialah Bayu yang merupakan mantan waria, saat ini melayani di bidang LGBT dan juga menjadi fulltimer di sebuah gereja di Bekasi.
Ev. Endah juga sempat menceritakan pengalamannya saat ada warga binaan yang sudah keluar dari lapas namun tidak ada keluarga yang menjemput. Ia menjelaskan bahwa banyak warga binaan yang sudah di tolak dan tidak diakui oleh keluarganya lagi, oleh karena itu EV. Endah mau menjemput warga binaan tersebut dan mengajaknya makan bersama lalu memberi uang dan tiket untuk pulang ke daerah asalnya. Dalam pelayanan ini, Pdt. John menjelaskan bahwa dana yang di keluarkan kebanyakan berasal dari dana pribadinya dan team RSM dan ada juga rekan-rekan yang membantu.
Thanks for reading !! ^^

