Ayam Grepek Berabe Denpasar dengan Harga 10k, Capai Omzet 2,5 juta sehari

Karena sering nongkrong dan makan Ayam Geprek Berabe di Tukad Barito Denpasar, sejak 2020 lalu, akhirnya penulis memutuskan untuk mewawancarai pengelolanya langsung dan membuat tulisan mengenai restoran ini.

Ayam Greprek menjadi pilihan kuliner yang cukup digemari masyarakat saat ini, perpaduan antara Ayam tepung goreng yang renyah dengan sambal membuat banyak masyarakat mengemari pilihan kuliner ini. Muhammad Hafid Nur Yuliansyah, 29, kini menjadi pengusaha muda dengan menjual jenis kuliner ini dengan harga terjangkau yaitu hanya Rp 10rb saja per satu porsi ayam grepek dan nasi.

Hal ini tentu saja tidak ia dapatkan dengan instan namun penuh perjuangan dan jatuh bangun. Pria kelahiran 6 Juli 1992 ini pun menceritakan bagaimana pengalamannya dalam menjadi pengusaha.

“Awal cerita perjalanan usaha kuliner saya diawali dengan membuka kedai bakso kekinian beserta teman saya di rumah, yaitu di jalan sidakarya,” cerita pria yang akrab di panggil Kang Hafid ini. Namun usahanya yang pertama ini mengalami kemunduran.

Pada awalnya ini, dirinya cukup optimis dengan usahanya dilihat dari jarang adanya bakso dengn varian isian didalamnya seperti seafood, vegetable dan varian daging dagingan. Namun ia mengalami kendalanya, yaitu mengenai tempat dan pemasaran, karena itu, dua minggu berjalan, usahanya ini mengalami kemunduran.

“Disaat tabungan sudah mulai menipis saya beranikan diri untuk daftar jadi driver aplikasi online sembari usaha tetap jalan,” ceritanya lebih lanjut. Setelah usahanya yg mengalami kemunduran itu, kemudian ia memberanikan diri kembali diusaha kuliner.

“Gak lama setelah itu, di 2017 awal, saya beserta teman saya membuka kedai satu lagi didaerah nusakambangan dengan berjualan geprek, kedai geprek pertama saya itu dijalankan empat orang,” kenang kang Hafid.

Ternyata respon masyarakat sekitar sangat bagus, sehingga dalam satu bulan usaha geprek sudah berjalan dengan bagus disertai profit yang terus meningkat. “Berjalan satu tahun saya beserta teman saya sepakat lepas dari pengelolaan kedai geprek di nusakambangan dan bejualan sendiri di daerah tukad barito timur dan merupkan kedai kedua,” katanya.

Kemudian kedai kedua pun dibuka, dalam dua minggu berjualan, sudah semakin ramai dan kedai kedua ini berjalan sampe sekarang. Kedai ketiga dan ke empat lalu dibuka di monang maning dan tukad badung untuk memudahkan mobilisasi karena Hafid memang tinggal di daerah monang maning.

Selanjutnya Kedai kelima dan ke enam merupakan kedai franchise ayam geprek berabe yang di pegang oleh temannya sendiri. Sementara itu, kedai kelima dan ke enam dibuka di daerah wibisana dan dalung.

Ia juga menjelaskan jika modal awal yang ia pakai sekitar belasan juta dan balik modal sekitar satu tahun. Hingga kini kedai kedua dimana dirinya turun langsung mendapatkan omzet sekitar Rp 2,5 juta perhari. 

Dirinya juga membagi tips agar dapat menjadi pengusahabdi bidang kuliner yang sukses, “Tips menjadi pengusaha yang sukses menurut saya, menjaga kualitas dan keuantitas, harga berani bersaing, promo, ikut go food and grab food, dan adanya marketing bagus,” tandasnya.

Jika ada yang ingin ikut berjualan, harga franchise di ayam geprek berabe untuk ukuran 1 meter booth adalah sekitar Rp. 13 juta. Sementara itu untuk yang 1,5 meter booth sekitar Rp 15 juta, sudah termasuk peralatan gerobak dan bahan baku memulai jualan.

Thanks for reading !! ^^


Tinggalkan komentar