Sepak bola bagi sebagian orang dianggap bukan hanya olah raga atau permainan semata. Sesuatu yang terjadi di dalam lapangan, bisa menyangkut pada apa yang terjadi di luar lapangan. Ini adalah kisah-kisah di mana kemenangan dan kekalahan sebuah tim bisa berdampak pada kematian dan kekerasan.
Kisah Andres Escobar
Kisah yang menimpa Andres Escobar, bek timnas Kolombia ini merupakan kisah yang cukup terkenal. Andres tewas karena ditembak setelah perfrormanya di Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, tepatnya pada tanggal 1 Juli 1994. Dirinya meregang nyawa di kampung halamannya, Medellin setelah enam tembakan bersarang di dadanya.
Diketahui Andres telah dibunuh oleh seorang pembunuh bayaran yang berafiliasi dengan kartel narkoba, bernama Humberto Castro Muñoz, yang ditangkap sehari setelah pembunuhan. Pembunuhan ini diperintahkan oleh majikannya yang bernama Santiago Gallón, yang diciduk pada Juni 1995.
Setelah dimintai keterangan, barulah diketahui jika, Santiagod dinyatakan kalah taruhan karena gol bunuh diri yang dilakukan Escobar. Gol ini terjadi pada saat pertandingan melawan Amerika Serikat pada Piala Dunia 1994, tepatnya pada tanggal 22 Juni 1994. Berkat gol tersebut Kolombia kalah atas Amerika Serikat dengan skor 2-1.
Kisah Haringga Sirla
Haringga Sirla merupakan suporter The Jakmania tewas di keroyok oleh oknum Bobotoh. Haringga di keroyok di area Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung pada Minggu 23 September 2018 lalu. Kejadian ini terjadi sebelum laga antara Persib vs Persija digelar. Diketahui Persija merupakan musuh bebuyutan tim Persib sejak lama.
Kejadian ini pun sempat terekam dan beredar di media sosial. Terlihat korban dianiaya oleh beberapa oknum bobotoh secara sadis. Korban tewas hanya karena mendukung tim bola tertentu, hal ini membuat saya miris. Jasad korban kemudian dibawa oleh pihak kepolisian ke rumah sakit Sartika Asih, Bandung untuk selanjutnya dilakukan autopsi. Haringga diketahui mengalami luka kepala, memar di wajah, patah tulang hidung dan leher, serta memar otak.
Setelah itu, pada Januari 2019, ketujuh tersangka utama penggeroyokan menjalani sidang perdana dan didakwa dengan pasal pembunuhan. Jaksa Kejaksaan Negeri Bandung menerapkan pasal alternatif yakni Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan serta Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan. Para tersangka tersebut saat ini mendekam di penjara dengan kurungan antara tujuh tahun hingga 9,5 tahun penjara.
Kisah John Bieniewich
Seorang wasit, John Bieniewich, 44, diketahui tewas dibunuh oleh seorang pesepak bola bernama Bassel Saad. Hal ini terjadi dikarenakan John mendapatkan pukulan dari Saad di bagian kepala dan leher. Saad memukul sang wasit lantara tidak terima dengan keputusannya yaitu memberikan kartu merah pada pertandingan sepak bola lokal di Livonia, 29 Juni lalu.
Tidak langsung tewas, awalnya John hanya mendapatkan cedera. Setelah kejadian ini, Saad pun di sidang oleh pengadilan setempat karena mencederai wasit. Namun sayangnya pada tanggal 1 Juli, John meninggal dunia karena mengalami cedera yang sangat serius, buntut pukulan Saad. Karena ini, Saad pun menjadi terdakwa dalam kasus pembunuhan.
Thanks for reading !! ^^

