Mari kita bahas buku “Sebab Kita Semua Gila Seks” yang ditulis oleh Ester Pandiangan. Waktu awal lihat judul dan covernya, tentu saya buku ini tentang seks. Buku ini banyak membahas posisi perempuan dalam dunia seks.
Isi buku ini mencakup beberapa pemahaman tentang seks. Ada satu hal yang ngena banget adalah tentang bagaimana pengalaman seks pertama ini sanggat penting, karena pengalaman ini lah yang akan menentukan cara pandang kita tentang seks di kehidupan kita. Ini adalah beberapa kutipan dari buku:
“Ketika dunia memberikan banyak tuntutan kepada perempuan, kriteria yang sama tidak di bebankan kepada laki-laki. Katanya, laki-laki mah memang harus nakal, badung dan mencoba segalanya. Tapi perempuan tidak boleh.”
“Selama bekerja di Halodoc, saya beberapa kali menulis mengenai sindrom Cinderella complex, dimana anak perempuan sedari kecil sudah di bayang-bayangi kalau hidupnya akan lengkap setelah bertemu seorang ‘pangeran’.”
“Hal yang tak kalah penting dari kenikmatan seks adalah edukasi mengenai kesehatan dan kesetaraan yang benar, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Sama-sama enak, masing-masing tidak ada yang dirugikan.”
“Seks pertama itu penting, tapi terpenting adalah bagaimana kelanjutan dan melanjutkan hubungan. Dan tentunya lebih dari sekadar satu kali seks untuk membuat relasi selamanya.”
“Tapi jangan lupa juga sebaik-baiknya aktivitas seks adalah aktivitas yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab.”
“Kalau Anda saat ini berada pada posisi dimana mastrubasi lebih menyenangkan ketimbang sexual intercourse, sepertinya ada sesuatu yang salah dengan Anda. Karena tidak ada yang bisa mengalahkan sensasi fingering dan penetrasi dengan orang yang dicintai sepenuh hati. Kata siapa ? Kata saya.”
“Kalau anak hanya sebagai pelengkap status suami-istri, menjaga ketika tua nanti, atau supaya ada jawaban ketika ditanya kenalan sudah punya anak atau belum, mending Anda buang jauh-jauh rencana memiliki anak.”
“Bagaimana bisa seorang pelaku pelecehan seksual dinikahkan dengan korbannya? Apakah itu bukannya membuat si korban menjadi trauma? Bagaimana hubungan rumah tangga dibangun dengan latar belakang kekerasan? Tidak semua perempuan seperti Karmila. Tapi demi nama baik, hal yang salah didiamkan.”
Thanks for reading !! ^^

