Artikel ini di ambil dari Majalah GFresh! Edisi Spesial Bible A to Z – 2006
(jangan lupa baca part 1 nya ya..)
JANGAN AMBIL ALKITABKU!
Sementara kita dengan mudah pergi ke toko buku buat beli Alkitab, sementara Alkitab kita berdebu lantaran jarang dibaca, orang-orang ini harus mempertaruhkan nyawanya hanya untuk mendapatkan sebuah Alkitab, atau bahkan hanya untuk membacanya. Alkitab itu bagaikan kapur bagi guru, jarum suntik bagi perawat atau traktor bagi petani. Alkitab itu adalah peralatan yang sangat berharga bagi orang Kristen. Kita nggak dapat menyimpan kebenaran rohani itu untuk diri kita sendiri seperti orang kikir yang menimbun emas. Kita harus membagikan peralatan kita kepada mereka yang membutuhkannya.
CHINA
Rumah Nyonya Lu Ying digeledah oleh penjaga Komunis. Mereka nyari Alkitab dan menemukannya. Dengan berani Nyonya Ying merebutnya kembali. Mereka kemudian menyiksa Nyonya Ying tapi Nyonya Ying tetap bertahan memegang Alkitab itu dan terus-terus menyatakan imannya walaupun dengan mulut bengkak dan berdarah. Sampai akhirnya penjaga mengambil tongkat besi dan memukul tulang tangannya sampai lumpuh sehingga Alkitab itupun lepas dari tangannya dan disita. 20 tahun kemudian, seorang kurir misi mengirimkan sebuah Alkitab untuk Nyonya Ling. Matanya penuh dengan air mata ketika ia menerimanya dengan tangannya yang telah cacat sambil berkata, “…kali ini aku tidak akan membiarkannya jatuh”.
VIETNAM
Seorang wanita muda berumur 22 tahun menghabiskan waktunya buat ngerintis 3 gereja dari nol, caranya dengan menangin jiwa satu demi satu lewat kesaksiannya. Dia nggak punya mobil or sepeda yang bisa digunakan buat menghadiri ibadah di ketiga gereja tersebut. Jemaat di ketiga gereja itu berdoa agar wanita ini berhasil mendapatkan Alkitab buat dibaca bersama-sama. Wanita ini berjalan 1200km selama 3 hari non stop buat nyari Alkitab di kota Ho Chi Minh. Di sana akhirnya orang-orang Kristen dari Barat
ngasih dia Alkitab en sebuah sepeda buat memudahkan pelayanannya.
KOREA UTARA
“Aku ingin sekali, tapi aku tidak bisa. Orang-orang di Korea Utara itu berkata kalo mereka telah berdoa selama 50 tahun untuk mendapatkan sebuah Alkitab. Tapi aku tidak mau memberikan Alkitabku karena aku telah berdoa selama 20 tahun. Aku tidak dapat melupakan tatapan iri ketika aku memperlihatkan Alkitabku.” Alkitab di Korea Utara adalah barang langka, bahkan bagi orang-orang Kristen yang dianiaya oleh komunis
Alkitab lebih berharga daripada emas. Kepergok menyimpan Alkitab berarti hukuman penjara 15 taun!
NEGARA KOMUNIS
Alkitab sangat diejek di negara komunis supaya tidak ada seorangpun yang akan mempercayai Alkitab. Makanya dicetaklah The Comical Bible (Alkitab Humor) dan The Bible for Believers and Unbelievers (Alkitab untuk Orang Percaya dan Orang yang Tidak Percaya) untuk menghina dan mengejek Yesus dan semua aspek dari iman Kristen. Tapi Tuhan bekerja, justru lewat buku sindiran itu banyak ayat Alkitab diselipkan ke dalam teks-teks buku yang sebenernya ingin menunjukkan kekeliruan Alkitab menurut orang komunis. Para anggota gereja bawah tanah yang kesulitan memperoleh Alkitab mengambil buku-buku itu. Mereka sangat bersukacita karena menemukan ayat-ayat Alkitab ada dalam buku itu. Dan karena buku itu legal karena dicetak oleh pemerintahan mereka. Penerbit buku itu senang sekali menerima ribuan surat yang meminta agar buku-buku dicetak ulang. Mereka segera mencetak lebih banyak lagi, mereka nggak tau kalo surat-surat itu datang dari orang-orang Kristen yang sangat haus membaca Alkitab.
RUMANIA
Sabina Wurmbrand ditangkap oleh polisi di rumahnya. Mereka menggeledah rumah Sabina mencari senjata. Sabina mengatakan bahwa satu-satunya senjata dalam rumahnya adalah Alkitab. Akhirnya Sabina ditangkap dan terpaksa berpisah dengan Alkitabnya. Tapi Sabina sadar dan bersukacita bahwa polisi-polisi itu nggak bisa ngerampas Firman yang ada dalam hatinya.
THAILAND
Ho menderita sakit dan demam ketika ia dan temannya menyeberangi sungai Mekong menuju Thailand dengan berjalan kaki. Mereka adalah murid sekolah Alkitab sebelum tentara Komunis menduduki tempat kuliah mereka. Mereka melarikan diri tanpa membawa apa-apa kecuali Alkitab yang dibungkus plastik dan diikatkan di punggung mereka. Ho berdoa dalam hati, “Tuhan, setidaknya kalo kami mati mereka akan mengenali kami sebagai orang Kristen dan semoga mereka membaca salah satu Alkitab kami ini”. Karena terlalu letih, mereka menaruh tas plastiknya di dada supaya bisa mengapung dengan tas itu. Ketika penjaga memeriksa sungai itu, mereka membiarkan mereka lewat seperti seekor ikan. Ho dan temannya sangat lega karena lolos dari penjaga-penjaga itu. Setelah tiba dengan selamat, mereka melayani banyak kamp pengungsi di Thailand.
(bersambung ke part 3)
Thanks for reading !!

