Gianyar, Kata Jurnal – Yayasan ARMA Ubud Bali kembali menghadirkan gelaran tahunan yang menyoroti seni dan budaya melalui ARMA Fest 2025. Mengusung tema besar “Preserving Culture”, festival ini resmi dibuka pada 27 September 2025 oleh Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha.

Dalam kesempatan pembukaan tersebut, Giring menyampaikan dukungan kementerian terhadap pelaksanaan kegiatan budaya yang sejalan dengan amanat konstitusi, yakni UUD 1945 Pasal 32 ayat 1 dan UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

“ARMA Fest adalah undangan terbuka bagi siapa pun yang mencintai seni dan budaya, menunjukkan pada wisatawan makna dari seni kita. Di sini ada pertunjukan seni, musik, lokakarya seni, diskusi budaya, pameran seni rupa, pemutaran film, sampai tur museum,” terang Giring.

Dukungan juga disampaikan oleh Agung Yudi, Director of ARMA Museum, yang mengungkapkan harapannya atas keberlanjutan festival ini.
“Kami berharap festival ini dapat terus menjadi sumber inspirasi, kebanggaan, dan kebersamaan bagi masyarakat serta wisatawan yang datang ke Ubud.” ujar Agung.

Lebih dari 150 seniman, sanggar seni, dan komunitas dari berbagai wilayah di Bali terlibat dalam ARMA Fest 2025, menjadikannya wadah kolaborasi sekaligus ruang perayaan kreativitas lintas generasi.

Anak Agung Gde Rai, Pendiri Yayasan ARMA, menegaskan visi festival ini.
“Melalui ARMA Fest, kami ingin membuka ruang yang seluas-luasnya bagi seniman, komunitas, dan generasi muda untuk berekspresi sekaligus melestarikan seni dan budaya Bali.”

Ia juga menambahkan bahwa penyelenggaraan festival ini merupakan perwujudan komitmen ARMA terhadap filosofi Tri Hita Karana — menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam.

Berlangsung pada 27–28 September 2025 di ARMA Museum Ubud, ARMA Fest menjadi ajang penting bagi perayaan Seni dan Budaya Bali di kancah lokal maupun internasional.

Setelah sukses diselenggarakan pada 2023 dan 2024, tahun ini ARMA Fest kembali mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

(Foto: Kata Jurnal)