Magic Garden Genap Satu Tahun, Delapan Fasilitas Edukasi Alam Kini Hadir di Nuanu

Tabanan, Kata Jurnal – Magic Garden di kawasan Nuanu Creative City merayakan ulang tahun pertamanya dengan perkembangan signifikan, dari tiga menjadi delapan fasilitas edukasi berbasis alam.

Pada kesempatan ini, Ida Ayu Astari Prada, Brand & Communications Director Nuanu Creative City, menegaskan peran lingkungan sebagai fondasi utama pembangunan kawasan tersebut. “Di Nuanu, tujuan kami adalah untuk membangun ekosistem secara konsisten sehingga menjadi inkubator bagi orang yang berbakat untuk bekerja dengan tanaman dan serangga,” ujarnya. Kutipan tersebut menempatkan Magic Garden sebagai penggerak visi regenerasi, keanekaragaman hayati, dan pendidikan lingkungan di Nuanu.

Magic Garden mulai diperkenalkan pada 2024 dengan tiga fasilitas: Kebun Kupu-Kupu, Galeri Botani, dan Taman Anggrek. Setelah beroperasi selama 12 bulan, kawasan edutainment botani seluas 3.600 m² ini berkembang menjadi ruang hidup bagi flora asli, anggrek, kupu-kupu, serta serangga penyerbuk. Lima fasilitas tambahan kemudian hadir, yaitu Permaculture Garden, Biota Lab, Miyawaki Forest, Rabbit Park, dan tampilan awal The Glow Project.

Menurut Ida Ayu Astari Prada, keberadaan fasilitas tersebut juga membawa nilai edukasi bagi masyarakat. “Membangun kembali habitat lebih dari sekadar mengadakan rumah bagi para serangga, tapi juga merupakan warisan bagi murid sekolah kami dan juga para pengunjung,” katanya dalam pernyataan lain yang ditempatkan di bagian berbeda.

Selain penambahan fasilitas, Magic Garden melaksanakan berbagai inisiatif lingkungan, mulai dari melepasliarkan lebih dari 14.000 kupu-kupu hingga 30 lebih kolaborasi dengan sekolah. Tempat ini juga menambah koleksi flora Bali yang terancam punah, menyelenggarakan 21 lokakarya terrarium dan kokedama, serta menjadi rumah bagi Anggrek Bulan, salah satu bunga nasional Indonesia. Pameran pertama Labyrinth Art Gallery bertema Liana Reverie juga berlangsung di kawasan ini.

Foto: Nuanu Creative City



Cuplikan The Glow Project dipamerkan dalam perayaan satu tahun Magic Garden. Proyek yang dikembangkan selama dua tahun ini menampilkan 13 organisme bioluminesen dan 31 spesies tanaman fluoresen untuk memperlihatkan cara makhluk hidup memanfaatkan cahaya dalam adaptasi dan komunikasi ekologis.

“Setiap makhluk hidup yang kami rawat di Magic Garden memiliki cerita dan perannya sendiri dalam menjaga keseimbangan ekologi,” ujar Komang Sri Junisabtika, Venue Manager Magic Garden. Pada bagian lain ia menambahkan, “Ketika orang mengerti bagaimana peran cahaya di alam, mereka secara alami menjadi lebih terhubung dengan ekosistem di sekitar mereka.”

The Glow Project dijadwalkan dibuka pada 2026 dengan sesi khusus malam hari. Pengunjung dapat menikmati pengalaman tersebut melalui tur berpemandu seharga Rp250.000 per orang.

Memasuki tahun kedua, Magic Garden terus diposisikan sebagai ruang belajar hidup yang mempertemukan kreativitas, interaksi komunitas, serta edukasi langsung dengan alam bagi para keluarga dan murid sekolah di Bali.

(Foto: Nuanu Creative City)


Tinggalkan komentar